Dari Pelatihan Menulis hingga Terbentuknya Komunitas JAMIL

Table of Contents

Penulis : Nadira

Menggalakkan dunia literasi (diskusi, baca dan tulis-menulis) di kalangan santri kini sedang menjadi agenda besar pesantren Al-Miftah. Pesantren yang terletak di Kampung Janten, Desa Dempo Barat ini mengupayakan cita-cita itu dengan memberi perhatian besar pada minat siswa/santri pada dunia tulis-menulis. 

Rontal.id

Dalam upayanya itu, Al-Miftah menggelar pelatihan penulisan yang dibuka secara umum kepada semua santri/siswa yang hendak mengasah kemampuannya dalam dunia tulis-menulis. Acara itu disambut dengan antusias. Hingga saat ini, agenda penggalakan dunia literasi itu sudah berjalan sebanyak enam kali pertemuan mulai dari Juli hingga Agustus.

Mengingat ini merupakan suatu upaya yang diarahkan untuk pembangunan dunia literasi dalam jangka panjang, maka latihan penulisan dimungkinkan akan berlangsung lama. Al-Miftah menekankan pelatihan ini pada upaya membentuk kecintaan kepada budaya literasi. Jadi targetnya bukan hanya kemampuan mereka dalam dunia tulis menulis, melainkan agar menciptakan lingkungan yang kondusif bagi dunia literasi di pesantren tersebut.

Rontal.id

Kegiatan pelatihan yang digagas oleh Ali Maksum, selaku pengasuh, dan dimentori oleh Fauzan Nur Ilahi ini telah membawa dampak-dampak yang dirasakan positif bagi pertumbuhan dunia literasi di Al-Miftah. Setidak-tidaknya, hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya minat santri/siswa pada dunia literasi (diskusi, membaca dan menulis), antusiasme santri/siswa untuk terus produktif (membuat tulisan) yang disetorkan setiap minggu, kegiatan baca bersama yang diselenggarakan setiap hari Sabtu (seharian/full), dan diskusi-diskusi kecil tentang hasil bacaan mereka.


Komunitas JAMIL 

Salah satu berkah yang dihasilkan dari kegiatan literasi di Al-Miftah adalah terbentuknya Komunitas JAMIL. Komunitas ini dibentuk sebagai upaya untuk mewadahi mereka yang memiliki minat pada dunia literasi sehingga mereka terhimpun dan terfasilitasi pada akses bacaan dan lingkungan yang mendukung semangat mereka. Bisa dikatakan, komunitas JAMIL adalah tindak lanjut dari kegiatan literasi guna menjaga agar aktivitas tersebut terlestarikan dengan baik dan bisa berjalan dalam jangka waktu yang panjang.

Sebagai wadah yang dibentuk untuk mendukung kegiatan literasi, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas meliputi: kegiatan membaca bersama, mendiskusikan hasil bacaan, dan terus mengasah kemampuan dan produktivitas menulis. Diskusi, membaca dan menulis adalah jantung daripada kegiatan literasi. Ketiga-tiganya adalah kesatu-paduan yang harus saling berinteraksi dan mendukung. 

Menulis membutuhkan kemampuan berpikir dan menyerap ide. Membaca menjadi medium untuk merangsang ide dengan input pengetahuan yang berasal dari buku atau hal-hal yang berasal dari luar buku. Sedangkan berdiskusi merupakan suatu interaksi yang meliputi pertukaran gagasan, dialog, dan kegiatan dialektis yang justru positif bagi tumbuhnya saling keterbukaan dan pemahaman bersama. 


Tangga Baca

Komunitas JAMIL tidak berdiri sendiri. Salah satu penopang bagi efektivitas dari kegiatan komunitas ini tak lain adalah adanya Tangga Baca. Tempat baca ini didesain sebagai taman baca terbuka yang lokasi mudah diakses oleh semua santri/siswa dan sangat mencolok. Disebut Tangga Baca, posisinya terletak dekat tangga.

Di Tangga Baca, selain dibuat terbuka, suasana juga terasa santai. Siswa/santri datang untuk duduk, dan disajikan buku-buku. Tak ada tuntutan yang bersifat mengharuskan bagi mereka yang datang ke Taman Baca. Mereka boleh sekedar nongkrong. Tapi justru pancingan itu terlihat efektif. Pasca kegiatan pelatihan kepenulisan, Tangga Baca – yang sudah ada lebih awal dan sempat sepi – kini kembali hidup dan ramai oleh para santri/siswa. 

Pada mulanya, Tangga Baca dikelola oleh TU. Tetapi pasca pelatihan dan dengan terbentuknya komunitas JAMIL, maka pengelolaan Taman Baca diberikan kepada pengurus JAMIL. Pemindahan kewenangan pengelolaan ini – dari TU ke JAMIL – tujuannya guna meningkat rasa “memiliki” di kalangan JAMIL terhadap Tangga Baca. Yuk nongkrong dan ngopi di JAMIL, sambil baca-baca buku siapa tahu ada informasi yang menarik dari belahan dunia lain. Hehe.


Target ke Depan

Lingkungan literasi yang digerakkan oleh Komunitas JAMIL merangsang keterlibatan siswa/santri lain yang sebelumnya bukan bagian dari Komunitas JAMIL. Komunitas ini memang tidak – barangkali belum – melakukan perekrutan. Meningkatnya pertambahan siswa/santri untuk mengunjungi Tangga Baca terpacu oleh mencoloknya keramaian yang ada di taman baca terbuka ini.

Ali Maksum, selaku penanggung jawab dari keseluruhan agenda literasi ini, memang menghimbau bahwa yang terpenting adalah menata JAMIL, menggiatkan program-program yang sudah ada di JAMIL (seperti membaca, menulis, diskusi) dan terus berusaha meningkatkan intensitas dari aktivitas literasi di kalangan mereka. Apabila upaya itu berjalan dengan baik, JAMIL terus menunjukkan eksistensinya dengan baik sebagai pendorong dunia literasi, maka dimungkinkan memberi dampak positif bagi yang lain dan merangsang mereka tertarik memasuki dunia literasi.

Dalam jangka panjang ke depan, Maksum menegaskan bahwa kegiatan literasi ini diharapkan menjadi pioner yang membentuk iklim literasi di lingkungan pesantren, menumbuhkan semangat belajar, kemerdekaan dalam memilih dan menggali minat mereka sendiri melalui bacaan-bacaan yang mereka tekuni, dan kemerdekaan untuk mencintai ilmu pengetahuan. Dalam komunitas JAMIL, kemerdekaan belajar itu diwujudkan dengan diberinya ruang bagi mereka untuk membaca dan menulis sesuka mereka. Kemerdekaan belajar semacam itu adalah jalan untuk menemukan dan mencintai ilmu pengetahuan.


Rontal
Rontal Rontal.id adalah media online yang memuat konten seputar politik, sosial, sastra, budaya dan pendidikan.

Post a Comment