Penulis: Arizqi
PADAMU PEMILIK KATA
Beranda iba menjadi delima
Dengan rasa iba yang gundah gulana
Hipokritnya menyeruak rasa
Tak terhingga sepanjang masa
PadaMu pemilik kata
Aku berserah dengan halu seksama
Diiringi tempo yang sesingkat-singkatnya
Dengan rasa iba yang gundah gulana
Hipokritnya menyeruak rasa
Tak terhingga sepanjang masa
PadaMu pemilik kata
Aku berserah dengan halu seksama
Diiringi tempo yang sesingkat-singkatnya
Senandika di mulutnya menggema di sudut
Dinding-dinding kuasa
Berdialektika dengan batinnya
Tak sempat disampaikan seribu kata darinya
Dinding-dinding kuasa
Berdialektika dengan batinnya
Tak sempat disampaikan seribu kata darinya
PadaMu pemilik kata
Ku sandarkan asa kian do'a
Agar Engkau tahu aku sempat bercinta
Sebab dia tak mengakuinya
Sungguh membuatku terpukau kian merana
Ku sandarkan asa kian do'a
Agar Engkau tahu aku sempat bercinta
Sebab dia tak mengakuinya
Sungguh membuatku terpukau kian merana
Ciputat Tangsel, 11-09-2020
KARSA KEHILANGAN HATINYA
KARSA KEHILANGAN HATINYA
Meraung di sudut beranda ego dan ilusi
Merenggut korban jiwa yang kontradiksi
Berlaku serasa paling benar sendiri
Seakan semuan-nya hanya sekedar janji
Hitam, dan putih kini sudah lirih
Seakan terampas, dan terhempas
Merenggut korban jiwa yang kontradiksi
Berlaku serasa paling benar sendiri
Seakan semuan-nya hanya sekedar janji
Hitam, dan putih kini sudah lirih
Seakan terampas, dan terhempas
Karena sudah tak lagi sama
Tak lagi banyak arti
Terlalu husuk dengan slogan diri
Terpaut satu kata yang tak sempat kuucap lagi
Terima kasih serupa sumpah serapan
Tak lagi indah dengan penuh harapan
Tak lagi banyak arti
Terlalu husuk dengan slogan diri
Terpaut satu kata yang tak sempat kuucap lagi
Terima kasih serupa sumpah serapan
Tak lagi indah dengan penuh harapan
Ciputat Tangsel, 16-11-2020
JANJI DI BALIK JERUJI
JANJI DI BALIK JERUJI
Garda besi menjadi janji suci
Disaksikan secercah lalu-lalang roda besi
Diiringi senandung imajinasi dan fatamorgana
Duduk berhimpun kan ocehan basi
Disaksikan secercah lalu-lalang roda besi
Diiringi senandung imajinasi dan fatamorgana
Duduk berhimpun kan ocehan basi
Angin malam menusuk hati
Hingga tak tahu lagi skenario diri
Sunyi merajut mimpi
Seirama dengan dogma romantisme
Hingga tak tahu lagi skenario diri
Sunyi merajut mimpi
Seirama dengan dogma romantisme
Gadis berparas anggun
Bertubuh kecil
Bersama selendang hitam
Semerbak aromanya menjagal
Bertubuh kecil
Bersama selendang hitam
Semerbak aromanya menjagal
Di antero tanah perantauan
Tak kunjung sunyi dihiasi gemerlapnya
Tak kunjung sunyi dihiasi gemerlapnya
Surya yang beterbangan menjaga eloknya perkotaan
Separuh baya menjelajahi malam
Hingga lupa saat ini sudah pagi
Hingga lupa saat ini sudah pagi
Terima kasih malam
Telah membuatku nyaman
Terima kasih bidadari yang gentayangan
Atas menghargainya ketidaksepadanan ini
Telah membuatku nyaman
Terima kasih bidadari yang gentayangan
Atas menghargainya ketidaksepadanan ini
Menunggumu hingga mulai redup mata yang malang
Dihiasi senyuman dan juga gemerlap bintang dan dialognya hati.
Dihiasi senyuman dan juga gemerlap bintang dan dialognya hati.
Ciputat, 10-09-2020