K-Pop sebagai Agama Baru

Table of Contents
Penulis: Nur Ahmad Dzulfikar (Ketua HMPS SAA UIN Jakarta)


K-pop atau Korean pop adalah salah satu genre musik dari korea selatan. Di negara asalnya, K-pop sudah lahir sejak 1930-an. Ketika itu, musik korea dipengaruhi musik pop Jepang. Akibat penjajahan Jepang pada saat itu membuat musik Korea tidak berkembang dan hanya mengikuti perkembangan pop Jepang. Barulah 1950-1960-an, serdadu militer Amerika Serikat banyak menyelenggarakan pertunjukan musik sehingga pengaruh budaya Barat mulai masuk.

Pop Korea awalnya dibagi ke beberapa genre yang berbeda, yaitu genre “oldies” yang dipengaruhi musik barat, yang kemudian popular di era 60-an. Hadirnya Seo Taiji and Boys di tahun 1992 merupakan debut pertama dari sebuah pop modern di Korea. Mereka memberi warna baru dengan memperkenalkan aliran musik rap, rock, dan techno Amerika. Kesuksesan grup ini kemudian diikuti dengan grup-grup lain. Mereka pun menyisipkan aliran dance dan hip hop yang mengutamakan pasar remaja.

Muncullah banyak pendatang baru. Pada tahun 2000-an, hadir artis seperti M C Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang menganut aliran R&B serta hip hop berkiblat ke Amerika. Mereka pun mendulang sukses di mancanegara. Salah satu artis Korea yang terkenal di ranah Internasional adalah Boa yang mampu menembus Jepang dan banyak digemari di banyak negara.


*
Saat ini, Kpop telah melanda dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah para K-Popers (para penyuka K-Pop) begitu besar. Fenomena booming nya K-pop di Indonesia dimulai pada tahun 2011. Tahun 2020, disusul boomingnya drama Korea yang diperkenalkan di Indonesia lewat televisi-televisi swasta. Salah satu judul yang digandrungi pada saat itu adalah ‘Endless Love’, setelah itu, tak kurang dari 50 judul drama Korea memenuhi industri hiburan tanah air. Populernya drama Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di Indonesia, salah satunya dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea yang turut berprofesi sebagai penyanyi.

Berangkat dari sinilah K-Pop merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan artis-artis Korea yang memiliki fisik istimewa, tentu saja ini menambah istimewa penggemarnya. Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang banyak sehingga penggemar lebih variatif memilih idolanya. Belum lagi, dance yang kompak dipadu dengan wardrobe yang berkonsep pun menjadikan K-pop suatu suguhan musik yang tidak pernah membosankan.

*
Kalo kita melihat antara K-pop dan agama, keduanya memiliki kemiripan atau bahkan K-pop bisa jadi sebagai sebuah agama baru, karena adanya kemiripan dengan unsur unsur agama sendiri, yang masuk kedalam kriteria fenomena demam K-pop pada saat ini. Untuk menilik soal ini, mari kita lihat lebih jauh perihal agama. Definisi yang umum menempatkan agama sendiri sebagai sebuah kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menhubungkan manusia dengan tatanan kehidupan. Banyak dari agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta menurut berbagai agama.

Emile Durkheim, sosiolog terkenal dari Perancis, mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal suci. Dalam pengertian lain, agama mencakup tiga unsur penting ialah manusia, adanya penghambaan dan Tuhan. Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Leight, Keller dan Calhoun menyebut agama terdiri dari beberapa unsur pokok. Yakni kepercayaan, simbol agama, praktik keagamaan, pengalaman keagamaan dan umat beragama.

Dalam konteks ini, kita bisa melihat beberapa hal dari kemiripan agama dan komunitas K-Pop. Pertama, dari sisi kesetiaan penggemarnya. Tidak sedikit dari para penggemarnya yang begitu fanatik membela sampai sedemikian rupa ketika idolanya dihujat bahkan yang menghujatnya sampai diteror. Dalam hal ini, komunitas K-Popers ini bisa dibaca sebagai komunitas atau kumpulan orang-orang yang dipersatukan oleh soliditas dan kepercayaan yang kuat terhadap satu objek/sosok idola dan sekaligus terjatuh kedalam wujud penghambaan. Mereka membelanya dan mengikuti sedemikian rupa gaya dari idolanya tanpa tahu betul sisi-sisi lain dari sang idola.

Dalam kesetiaan ini, kadang patut disesalkan. Terutama bila ini menyangkut kesetiaan buta dari para fans-nya tanpa mengetahui betul-betul sosok idola dan latar belakang kehidupannya. Mereka terjebak dan terpana dalam godaan sebentar dari aksi-aksi panggung mereka, dan lain-lainnya. Di titik ini, maka kesetiaan yang begitu kuat dari K-Poper kepada sang idola seakan menempatkan komunitas K-Pop sebagai gambaran agama baru – dengan para pengikut yang fanatik.

Kedua, simbol dan praktik nya, di mana para penggemar K-pop beramai ramai memposting simbol dari boyband atau girlband kesukaannya seperti, exo. Tak sedikit pula yang selalu datang di setiap konsernya, bahkan tak sedikit yang kadang rela menjual sesuatu yang sebenarnya lebih berharga demi menonton konser idolanya tersebut. Kemudian, tak sedikit pula yang sebegitu histerisnya ketika melihat idolanya membuat sebuah cuplikan video atau bahkan foto, tak jarang juga yang memuat foto atau simbol dari salah satu boyband atau girlband K-pop idolanya dan selalu membanggakan di khalayak ramai seolah-olah mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa mendalam dan membekas dari kegiatan yang dilakukannya tersebut.

Padahal, idolanya pun tidak mengenal satu sama lain dengan penggemarnya, tak pernah tau apa yang dirasakan oleh penggemarnya. Sekali lagi, ini menggambarkan bahwa mereka (para penggemar) tidak peduli apakah sang idola peduli kepada mereka atau tidak. Apakah kepedulian para penggemar kepada sang idola memberikan “feedback” kepada mereka (penggemar) atau tidak, ini pun tidak terpikirkan. Di sinilah sekali lagi kita dapatkan suatu ciri dari fanatisme buta dari penggemar kepada sang idola. Maka apa komparasi yang paling baik untuk menjelaskan komunitas penggemar yang punya kesetiaan yang begitu besar kepada sang idola selain gambaran tentang sebuah agama? Maka di sinilah kita bisa menyebut K-Pop sebagai agama baru.



Rontal
Rontal Rontal.id adalah media online yang memuat konten seputar politik, sosial, sastra, budaya dan pendidikan.

Post a Comment