Anna yang Tak Tahan Berumah dalam Kemunafikan

Table of Contents
Ilustrasi: Rohim

Anna Karenina. Novel Tolstoy. Dua jilid. Tebal-tebal. Kurang lebih per jilidnya, ada 600-an halaman. Sehingga ini disebut sebagai novel dengan ‘nafas panjang’- bukan jenis yang bisa dibaca dalam ‘sekali duduk’.

Apa yang membuat novel ini dianggap sebagai karya besar? Salah satunya, karena novel ini – atau si pengarang – begitu detail menggarap suasana batin tokoh-tokohnya yang berasal dari kalangan bangsawan. Apakah novel lain tidak seserius-sedetail novel ini dalam penggarapan batin tokoh-tokohnya? Mungkin butuh perbandingan lebih jauh.

Maka benarlah, tiap kali menemui tokoh-tokoh utamanya, uraian mengenai sisi terdalam – kata-kata atau pergulatan batin – mereka membutuhkan berlembar-lembar halaman. Pembaca dipaksa berlama-lama untuk sekedar mendengar kata-kata atau pergulatan batin tokoh-tokohnya. Demikian lama dan panjang. Demikian dramatis. Butuh bermenit-menit bagi mata menekuri kalimat-kalimat yang isinya sebuah ungkapan batin mereka.

Dalam novel-novel lain yang saya baca, saya terbiasa dipaksa baca menjadi lambat hanya karena harus menekuri deskripsi latar tempat atau waktu. Tapi di sini, di novel Tolstoy, kecepatan membaca kita dihambat oleh penggambaran suasana batin para tokohnya.

Aleksei Karenin – misalnya. Suami Anna Karenina. Begitu ia tahu Anna menjalin hubungan dengan Vronskii, maka timbullah pergulatan batin dalam dirinya. Untuk sekedar mengingatkan sang istri, Aleksei berlama-lama dalam pergulatan batin sendiri. Tarik-ulur antara hendak mengingatkan atau membiarkan saja ditulis dan diuraikan begitu panjang oleh Tolstoy. Pertimbangan antara moral dan perasaan begitu memusingkan. Ada keinginan Aleksei untuk segera ambil tindakan bahwa tindakan menjalin hubungan dengan orang lain adalah sebuah skandal, memalukan, mencederai kebangsawanannya di satu sisi.

Di sisi lain, suara hati yang lain mencegahnya bahwa tidak baik mengambil tindakan menegur sang istri, sebab itu menunjukkan tiadanya ‘trust’ (kepercayaan) kepada sang istri, atau tindakan itu akan dianggap sebagai mudah cemburu yang berasal dari kurangnya pergaulan.

Skandal, Gosip dan Kemunafikan

Tokoh-tokoh di novel ini adalah kebanyakan kalangan bangsawan. Sehingga betul juga dikatakan bahwa novel ini bercerita tentang kehidupan para bangsawan. Lebih tepat lagi, novel ini ‘menelanjangi’ hal-hal kurang ‘terpuji’, ihwal skandal yang terjadi di kalangan para bangsawan, hal-hal yang terasa seperti ‘aib’, terucapkan lewat gosip-gosip belaka, lalu dengan pura-pura ‘sama-sama tahu’, ‘sama-sama diam’ dan hilang begitu saja, atau akhirnya tersembunyi di balik tingkah laku sopan santuy mereka.

Tapi Anna adalah tokoh yang diciptakan oleh Tolstoy sebagai sosok yang tidak bisa memendam rapi perasaan-perasaan tak enaknya, perasaan-perasaan bersalahnya. Ia, singkatnya, tak bisa berpura-pura. Saat ia merasa hidup tak nyaman dengan suaminya yang dalam penilaiannya begitu datar, kurang memiliki rasa sayang terhadap Anna dan keluarga, hanya mementingkan kerjaan, dan seperti kata Anna, suaminya seperti robot, laksana mesin kementerian, maka saat itulah petaka mendatangi Anna. Petaka itu bernama Vronskii. Atau mungkin saja, petaka itu bernama Anna bagi Vronskii.

Skandal perselingkungan seperti ini, bagi kalangan bangsawan di dalam cerita Tolstoy, mudah ditutupi begitu saja. Tadinya, si suami Anna, Aleksei Karenina menawarkan jalan keluar: Anna boleh menjalin hubungan dengan Vronskii, tetapi harus tetap menjaga sopan santun. Tidak boleh menjalin hubungan di rumah Anna. Aleksei, di tengah situasi hati yang tersakiti, masih waras akal bahwa yang paling penting, status kebangsawanannya tak ternodai. Tak lain, cara itu adalah: Anna harus menjaga sikap sopan santun sebagai bangsawan, jangan sampai terbuai oleh skandal dengan Vronskii.

Anna Tersisihkan

Tetapi hubungan kedua orang yang dibutakan cinta itu tak dapat diatur: mereka melanggar tata aturan itu. Terlebih lagi bagi Anna, ia tak ingin berpura-pura, atau sembunyi-sembunyi dalam jalinan cintanya dengan Vronskii. Baginya, jalinan cinta yang sesungguhnya bukan ada dalam hubungannya dengan Aleksei yang datar, tetapi dengan Vronskii. Lagi pula, bila hubungan ini digantung dalam kepuraan-puraan, sembunyi-sembunyi, Anna merasa: ia seperti dijebak dalam perasaan terus-terusan penuh dosa. Seakan Aleksei membuatnya menjadi perempuan munafik, yang terus melakukan dosa yang disembunyikan. Anna ingin berterus-terang saja, memutuskan hubungan dengan Aleksei dan menikah, hidup bahagia dengan Vronskii.

Tapi jalinan hubungan cinta dengan Vronskii tak semulus itu. Satu sisi, Anna mengalami isolasi sosial, ia dibenci ibunya Vronskii lantaran dianggap telah menjadi petaka bagi karir anaknya (Vronskii). Kalangan bangsawan melihat Anna secara lain. Anna tersisihkan dan dianggap aib di kalangan bangsawan. Hanya sedikit perempuan yang memiliki simpati kepadanya, salah satunya Dolly, ipar Anna.

Di sisi lain, Anna tersulut cemburu yang berlebihan. Ia ingin Vronskii selalu ada di dekatnya, sesuatu yang tak memungkinkan bagi Vronskii yang tak ingin terkekang, ingin bebas, dan memiliki pergaulan yang luas. Bahkan pada saat mereka berdua – Anna dan Vronskii – terisolasi dari masyarakat, kenyataannya Vronskii nampak lebih leluasa, lebih mendapatkan penerimaan sosial daripada Anna. Di titik ini, Anna semakin mengalami tambah-tambah tertekan.

Menjelang kematian yang tragisnya, dengan menabrakkan diri pada kereta, Anna melewati suasana pergolakan batin yang digambarkan begitu detail oleh Tolstoy. Bahkan bisa dibilang, yang tragis itu bukan deskripsi kecelakaannya – yang memang tak digambarkan detail soal peristiwa kecelakaannya, melainkan detik-detik menuju peristiwa itu: suasana hati tak menentu, kelebat kenangan, protes atas diri, atas Vronskii, penyesalan, bayangan tentang anak tercinta yang harus terpisah darinya, Aleksei yang tak mau menceraikannya hingga jalinan hubungannya dengan Vronskii yang selamanya menjadi skandal, kebencian pada kemunafikan kalangan bangsawan, dan keluhan-keluhan lainnya. Segalanya melesat-lesat dalam ingatannya.

Begitu tragis pikiran itu menghukumnya. Hingga akhirnya membawanya pada keputusan yang semakin membuatnya semakin terhina, setidaknya itu bagi ibunya Vronskii.
Rontal
Rontal Rontal.id adalah media online yang memuat konten seputar politik, sosial, sastra, budaya dan pendidikan.

Post a Comment